Subscribe:

Rabu, 10 Agustus 2011

Kisah sebuah pembalut wanita


Hai. Namaku Pembalut Wanita. Jangan jijik ya, aku belum dipakai kok. Aku ingin bercerita sedikit tentang proses pembuatan diriku, serta bahaya yang mengancam cewek-cewek yang menggunakanku.

Dulu, aku adalah selembar kertas. Kertas bekas. Tapi orang-orang itu mendaur ulang diriku menjadi sebuah pembalut wanita. Orang-orang itu bilang, aku termasuk dalam klasifikasi Produk Konsumen Cepat Saji, produk sekali pakai. Karena itu, mereka kerap mendaur ulang bahan kertas bekas dan menjadikannya bahan dasar untuk menghemat biaya produksi.
http://www.besmartmoms.com/images/img1.jpg

Dalam proses mendaur ulang, banyak bahan kimia yang dipakai untuk membuatku putih kembali, atau bahasa kerennya adalah bleaching. Belum lagi bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan bau dan mensterilkan kuman yang ada pada diriku.

Akibatnya, aku mengandung bahan kimia berlebih. Pada gilirannya nanti, aku dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap organ reproduksi cewek-cewek yang sering memakaiku.

Tahukah kamu, kemungkinan wanita dewasa terjangkit infeksi vagina adalah 83%. Nah, 62% infeksi tersebut ternyata disebabkan oleh pemakaian diriku, sebuah pembalut!

Masih ada lagi fakta mengerikan tentang aku. The Tampon Safety and Research Act of 1999, U.S.A, menyatakan bahwa zat dioksin dan serat sintetis yang terkandung dalam diriku beresiko tinggi terhadap kesehatan wanita. Termasuk di dalamnya adalah resiko terkena kanker serviks, endometriosis, kanker ovarium, kanker payudara, penurunan sistem kekebalan tubuh, radang pelviks, dan sindroma syok keracunan.

Sungguh mengerikan. Ternyata hidup ala nenek-nenek yang masih menggunakan kain sebagai pembalut itu lebih menyehatkan.

Wah, gawat! Orang-orang itu datang! Mereka akan membungkusku serapi mungkin dan menjualku di pasaran. Hanya itu yang bisa kuceritakan sekarang, semoga kamu lebih berhati-hati dalam menggunakan diriku. Salam!