Subscribe:

Rabu, 05 Oktober 2011

Ketahuan Kanker Leher Rahim, Langsung 'Disolder'!

Jakarta, Ibu negara, Ani Yudhoyono mengingatkan pentingnya deteksi dini kanker serviks atau leher rahim pada perempuan. Begitu terdeteksi ada kanker, ia berpesan agar leher rahimnya langsung 'disolder' sebelum makin parah. Hah, disolder?

Pesan tersebut disampaikan oleh ibu negara, Ani Yudhoyono saat meresmikan peluncuran Gerakan Permpuan Melawan Kanker Serviks di Auditorium Pertamina. Dalam acara itu juga ditandatangani MoU antara Pertamina, Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

"Kalau saya lihat, alatnya itu kan mirip solder ya? Jadinya saya bilang terapinya ya disolder. Nama sebenarnya sih cryo (cryotherapy)," ungkap ibu negara dalam sambutannya di Auditorium Pertamina, Jl Merdeka Timur, Kamis (6/10/2011).

Alat yang dimaksud ibu negara tak lain adalah alat cryotherapy yang dipakai untuk membekukan dan mematikan sel-sel prakanker yang terdeteksi melalui pap smear maupin Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Alat yang bentuknya memang mirip solder atau alat peleleh timah elektronik ini cukup efektif sebagai penanggulangan kanker serviks stadium awal dan sudah tersedia di banyak puskesmas.

Kanker serviks sendiri merupakan jenis kanker paling banyak kedua pada perempuan, di bawah kanker payudara di peringkat pertama. Di seluruh dunia, jenis kanker yang menyerang perempuan usia subur ini membunuh 270.000 pasien setiap tahun sedangkan di Indonesia memicu 20 kematian setiap harinya atau hampir tiap jam memakan 1 korban meninggal.

Diagnosis baru kanker serviks ditemukan pada 500.000 perempuan tiap tahunnya, sementara di Indonesia angkanya mencapai 37 kasus baru setiap hari. Meski banyak kasus baru bermunculan, hampir 70 persen pasien sudah berada dalam stadium lanjut saat terdiagnosis sehingga lebih sulit diobati.

Pencegahan primer yang bisa dilakukan antara lain dengan pemberian vaksin kanker serviks, menghindari seks bebas serta menunda usia perkawinan pada perempuan di bawah 20 tahun. Sementara pencegahan sekundernya adalah deteksi dini, yang bisa dilakukan melalui pap smear maupun metode yang lebih murah bisa dilakukan di hampir semua Puskesmas yakni Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

Pap smear ataupun IVA penting untuk dilakukan saat mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
  1. Perdarahan setiap habis sanggama
  2. Perdarahan spontan atau tanpa sebab yang jelas meski tidak sedang datang bulan
  3. Nyeri di sekitar panggul
  4. Nyeri berlebih saat berhubungan seks.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker serviks juga menjadi perhatian sendiri bagi ibu negara. Menurutnya kanker serviks tidak perlu memakan korban terlalu banyak, jika semua perempuan punya pemahaman yang cukup tentang jenis kanker ini.

"Perkembangan penyakit ini memang sulit terdeteksi. Dari infeksi virus hingga muncul gejala bisa memakan waktu 10-20 tahun, sehingga fase prakanker sering tidak disadari," kata ibu negara yang hadir dengan setelan warna coklat.

Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/10/06/112317/1738099/763/ani-sby-ketahuan-kanker-leher-rahim-langsung-disolder?l991101755