Rabu, 05 Oktober 2011
Dokter Thailand Mendeteksi Kanker Serviks dengan Cuka Apel
Bangkok, Deteksi dini kanker servis atau kanker leher rahim paling efektif dilakukan dengan pap smear. Namun karena peralatannya mahal dan belum tentu ada di daerah terpencil, para dokter sering memakai metode alternatif yakni dengan cuka apel.
Metode yang dikembangkan para ahli dari John Hopkins Medical School sejak tahun 1990-an ini menggunakan vinegar atau cuka apel yang disemprotkan ke leher rahim. Ketika bereaksi dengan sel-sel kanker, cuka tersebut akan membuat jaringan di sekitarnya memutih.
Begitu kanker stadium awal ini terdeteksi, dokter dapat membekukannya dengan sebatang logam yang didinginkan dengan karbon dioksida. Cara yang diklaim memiliki efektivitas 90 persen ini sebenarnya mirip dengan cryotherapy, yakni membekukan sel-sel kanker dengan nitrogen cair.
Dibandingkan pap smear dan cryotherapy, metode ini tentunya jauh lebih murah. Di negara-negara atau wilayah miskin yang tidak memiliki fasilitas laboratorium berteknologi tinggi, cara ini diharapkan bisa mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.
Organinsasi kesehatan dunia atau WHO sebenarnya telah mendukung penggunaan cuka apel untuk mendeteksi kanker serviks sejak tahun 2010. Meski demikian, beberapa dokter masih belum yakin soal keamanannya sehingga cara ini masih belum banyak digunakan.
"Beberapa dokter menolak. Mereka menyebutnya sebagai perawatan seadanya untuk orang miskin, padahal ini adalah cara yang sangat efektif ketika berhadapan dengan keterbatasan sumber daya," ungkap Dr Wachara Eamratsameekool, ahli kandungan di Roi Et Hospital, Thailand seperti dikutip dari NY Times, Senin (3/10/2011).
Selama ini, kurangnya deteksi dini turut memicu tingginya angka kematian akibat kanker serviks. Dari 250.000 kasus kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia, 85 persen terjadi di negara miskin dan daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas untuk pap smear.
Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/10/03/120158/1735342/763/dokter-thailand-mendeteksi-kanker-serviks-dengan-cuka-apel?ld991107763
Metode yang dikembangkan para ahli dari John Hopkins Medical School sejak tahun 1990-an ini menggunakan vinegar atau cuka apel yang disemprotkan ke leher rahim. Ketika bereaksi dengan sel-sel kanker, cuka tersebut akan membuat jaringan di sekitarnya memutih.
Begitu kanker stadium awal ini terdeteksi, dokter dapat membekukannya dengan sebatang logam yang didinginkan dengan karbon dioksida. Cara yang diklaim memiliki efektivitas 90 persen ini sebenarnya mirip dengan cryotherapy, yakni membekukan sel-sel kanker dengan nitrogen cair.
Dibandingkan pap smear dan cryotherapy, metode ini tentunya jauh lebih murah. Di negara-negara atau wilayah miskin yang tidak memiliki fasilitas laboratorium berteknologi tinggi, cara ini diharapkan bisa mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.
Organinsasi kesehatan dunia atau WHO sebenarnya telah mendukung penggunaan cuka apel untuk mendeteksi kanker serviks sejak tahun 2010. Meski demikian, beberapa dokter masih belum yakin soal keamanannya sehingga cara ini masih belum banyak digunakan.
"Beberapa dokter menolak. Mereka menyebutnya sebagai perawatan seadanya untuk orang miskin, padahal ini adalah cara yang sangat efektif ketika berhadapan dengan keterbatasan sumber daya," ungkap Dr Wachara Eamratsameekool, ahli kandungan di Roi Et Hospital, Thailand seperti dikutip dari NY Times, Senin (3/10/2011).
Selama ini, kurangnya deteksi dini turut memicu tingginya angka kematian akibat kanker serviks. Dari 250.000 kasus kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia, 85 persen terjadi di negara miskin dan daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas untuk pap smear.
Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/10/03/120158/1735342/763/dokter-thailand-mendeteksi-kanker-serviks-dengan-cuka-apel?ld991107763